TUBAN, – Babinsa Koramil 0811/11 Kenduruan bersama instansi terkait dan Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Perikanan Kab. Tuban yang ada di wilayah Kenduruan terus melaksanakan pencegahan dengan semakin bertambahnya kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada hewan ternak, Selasa (31/01/2023).
Sertu Supratman mengatakan, Kegiatan ini dilakukan agar penyebaran virus PMK yang ada di Kecamatan Kenduruan tidak cepat meluas ke daerah sekitarnya, berbeda di desa lain yang ada di kecamatan kenduruan, Desa yang disemprot kali ini lebih luas wilayahnya yaitu Desa Sidomukti yang paling luas diantara desa lainnya. Dari mata pencaharian penduduknya yang masih mayoritas petani dan peternak sapi.
“Hari ini dilakukan penyemprotan lebih dari 10 kandang sapi, ”Ucapnya.
Ditambahkannya, masyarakat setempat juga bersemangat untuk melakukan penyemprotan disinfektan, disamping obat yang diberikan gratis, kegiatan ini juga diprakarsai oleh pamong desa serta Aparat TNI dan Polri, dengan keterlibatan aparat dari intansi pemerintah tersebut.
“Warga yakin bahwa obat yang diberikan juga tidak sembarang obat, melainkan sudah teruji khasiatnya”, tambahnya.
Mantri Hewan Bapak Bambang menjelaskan, Disinfektan yang diberikan dari Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Perikanan kepada warga merupakan anjuran, menggunakan obat lain berupa Garam asam/Sitrun yang banyak dijual di toko toko sembako, diyakini sitrun ini juga dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran virus PMK.
“Tentunya cara menggunakannya sesuai dengan dosis yang sudah disesuiakan dengan takaran, ”jelasnya.
Adapun tempat tempat yang menjadi prioritas penyemprotan Disinfektan ini yaitu lantai kandang, tempat pakan ternak, dan kanan kiri lingkungan tinggal hewan ternak tersebut.
“Selain pencegahan cara disinfektan cara lainnya untuk menghambat penularan virus ini yaitu dengan memisahkan hewan ternak yang sudah terjangkit dengan hewan masih sehat, ”Imbuh Pak Dokter.
Ia menambahkan, Termasuk cara peternak dalam memberikan pakan, yaitu apabila akan memberi pakan maka yang didahulukan untuk diberi makan, minum yaitu hewan yang sehat, setelah itu baru hewan ternak yang terjangkit virus ini. Dalam penularan yang sering kali menimbulkan kematian yaitu hewan ternak yang menyusui terjangkit virus, dari pengamatan dan keterangan warga biasanya anak yang disusui akan mati karena kekebalan tubuh anak dari induk ini belum kuat dan anak ini langsung menyusu air dari induknya, secara tidak langsung virus langsung menular ke anaknya, ”Tambahnya.
“Saya menghimbau kepada warga untuk tetap mengawasi hewan ternak yang mereka miliki, apabila ada tanda-tanda hewan terjangkit virus salah satunya dari mulut mengeluarkan air liur, atau dari telacak atau kukunya sudah terserang infeksi, segara lapor ke petugas mantra hewan setempat untuk dilakukan penangan pertama, ”Pinta mantri hewan.
Cara penangan lain yang dilakukan pemilik hewan ternak apabila sudah terjangkit virus ini, yaitu memaksa hewan untuk tetap makan dengan cara dijejali kemulut, karena makanan ini kebutuhan utama sebagai pasokan tenaga untuk kelangsungan hidupnya, kalau untuk penanganan kuku kakinya obat lain yang berbentuk herbal yaitu rebusan daun sirih yang juga diyakini untuk membunuh virus ini, karena juga sudah banyak dari pengalaman yang sudah dilakukan oleh peternak dan terbukti manjur. (Faro)